Home » » ISIS Targetkan Negara-negara di Asia Tenggara

ISIS Targetkan Negara-negara di Asia Tenggara

Posted by admin

ISIS Targetkan Negara-negara di Asia Tenggara
Ilustrasi militan ISIS (CNN Indonesia/Laudy Gracivia)
Pengamat terorisme Malaysia Ahmad El-Muhammady menilai bahwa seiring dengan semakin berkurang wilayah kekuasaan ISIS di Irak dan Suriah, kelompok militan itu meningkatkan kehadirannya di negara-negara Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia. 

Ahmad, yang juga menjabat sebagai penasihat untuk Kepolisian Kerajaan Malaysia soal tahanan terorisme mengutip data dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada Mei yang menunjukkan bahwa ISIS telah kehilangan sekitar 45 persen wilayahnya di Irak dan sekitar 10 persen di Suriah. 

"Daerah yang dikendalikan oleh ISIS menyusut dan ini memiliki dampak psikologis pada mereka. Bahkan di antara pejuang siber mereka, mereka bertanya-tanya apa yang akan terjadi sekarang," kata Ahmad, yang juga berprofesi sebagai dosen di Universitas Islam Internasional Malaysia, dikutip dari 
Channel NewsAsia, Rabu (3/8).


"Bagaimana ISIS mempertahankan dukungan? Mereka harus pergi ke lingkar kedua konflik, yaitu negara-negara tetangga mereka, atau lingkar ketiga konflik, yaitu Asia Tenggara," ujar Ahmad. 

Komentar Ahmad tersebut menyusul serangan di kelab malam Movida di Puchong, Malaysia, Juni lalu. Sebanyak delapan orang terluka akibat ledakan granat yang dilemparkan dua tersangka teroris. Sebelumnya mengesampingkan motif teror, kepolisian Malaysia kemudian menyatakan bahwa serangan itu terkait dengan jaringan ISIS, menandai kali pertama serangan ISIS di tanah Malaysia. 

Sementara pada Juli, The Strait Times melaporkan bahwa kepolisian Malaysia berhasil menangkap 14 warganya atas dugaan perencanaan serangan bom yang terkait dengan ISIS. Petugas menyita alat peledak seberat 1kg yang akan digunakan untuk menyerang sejumlah pejabat kepolisian. 

ISIS sendiri dengan gamblang mendeklarasikan perang terhadap Indonesia dan Malaysia melalui sebuah video propaganda kelompok militan ISIS yang beredar secara daring bulan lalu. Video itu turut menampilkan tentara anak yang mengangkat senjata dan membakar paspor Malaysia. 

Selain itu, Channel NewsAsia mencatat ISIS juga meluncurkan media berbahasa Malaysia pertama pada Juni lalu, bertepatan dengan bulan suci Ramadan. 

Perusahaan keamanan intelijen Soufan Group memperkirakan 700 warga Indonesia dan 100 warga Malaysia berangkat ke negara-negara Timur Tengah untuk bergabung dengan ISIS. Sejumlah pejuang ini membentuk kelompok sempalan ISIS, seperti Katibah Nusantara, atau Malay Archipelago Combat Unit pada 2014 lalu. 

Namun, Ahmad menilai pejuang ISIS yang kembali ke negara asal jauh lebih berbahaya ketimbang mereka yang berangkat ke Timur Tengah. "Ketika mereka kembali ke rumah, mereka akan membawa ideologi mereka, keahlian dan pengalaman dalam perang, dan mereka akan ingin melakukannya (berperang) di sini," ujarnya. 

Dalam upaya melakukan deradikalisasi terdakwa teroris di tahanan, sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Thailand dan Singapura, menerapkan program rehabilitasi. Sebagai penasihat program deradikalisasi Kepolisian Malaysia, Ahmad mengaku sudah mewawancarai lebih dari 50 tahanan teroris, beberapa di antaranya berusia 14 tahun.

"Mereka akan berkata, 'Saya tidak berpikir apa yang saya lakukan salah'. Kurangnya pengetahuan agama atau ketidaktahuan tentang Islam menyebabkan mereka tidak mampu untuk membedakan antara benar dan salah," kata Ahmad.

"Sangat penting untuk fokus mendidik generasi Muslim dengan pemahaman yang benar tentang Islam," ujar Ahmad. 

"Namun, jika pemerintah, individu dan masyarakat bekerja sama dengan badan-badan keamanan, dan para intelektual Muslim berpartisipasi dalam hal ini, saya percaya kita bisa mengurangi lingkup pengaruh kelompok militan itu," katanya. (ama/ama)


CNN


0 komentar:

Posting Komentar

Join with us